PHINTAS Daily Report & Shares Review 22nd February 2023
View PDF
22 Feb 2023

GLOBAL MARKET REVIEW

Indeks-indeks di Wall Street melemah lebih dari 2% pada perdagangan Selasa (21/2) pasca long weekend. Pelemahan ini dipicu oleh data kenaikan inflasi sebesar 0.5% mom atau 6.4% yoy di Januari 2023, lebih tinggi dari perkiraan di 0.4% mom atau 6.2% yoy pada periode tersebut. Hotter-inflation diperkirakan masih bisa berlanjut di Februari 2023 seiring kenaikan U.S. S&P Global Composite PMI Flash ke 50.2 di Februari 2023 dari 46.8 di Januari 2023 yang menunjukan peningkatan aktivitas di sektor manufaktur dan jasa di AS di Februari 2023. Data-data tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa kenaikan The Fed Rate masih tersisa setidaknya 3 (tiga) kali lagi di 2023 ini.

Mayoritas indeks di Eropa ditutup melemah lebih dulu di Selasa (21/2), meski tidak sedalam pelemahan indeks-indeks Wall Street. Inflasi dan sukubunga tinggi di Eropa masih menjadi concern utama untuk saat ini. Sentimen negatif juga berasal dari peningkatan ketegangan geopolitik menyusul pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin yang diikuti pidato Presiden AS, Joe Biden di Polandia pada hari yang sama di pekan ini. Merespon kondisi di atas, harga brent oil melemah 1.44% ke US$82.86/barel, sementara harga crude oil melemah 0.38% ke US$76.05/barel di Selasa (21/2).


DOMESTIC MARKET REVIEW

[Resistance : 6940] [Pivot : 6870] [Support : 6820]

IHSG ditutup dibawah MA20 di 6890 di Selasa (21/2), sejalan dengan pelebaran negative slope pada MACD. Hal ini mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan IHSG ke support level di kisaran 6820-6840 pada perdagangan Rabu (22/2). Terlebih terdapat arahan negatif yang cukup solid dari indeks-ideks Wall Street di Selasa (21/2). Pelaku pasar masih mengantisipasi rilis risalah FOMC The Fed yang akan dirilis pada Rabu (22/2) waktu setempat. Pelaku pasar berharap memperoleh clue mengenai puncak The Fed Rate dari risalah tersebut. Saat ini, pasar mengantisipasi setidaknya 3 kali kenaikan The Fed Rate di 1H-2023. Jelang rilis risalah tersebut, nilai tukar Rupiah berpotensi melemah, terlebih setelah data indeks manufaktur dan jasa di AS meningkat di Februari 2023.

Meski dibayangi sejumlah sentimen negatif di atas, pelaku pasar masih dapat memperhatikan saham-saham yang berpotensi melanjutkan rebound seperti INCO, INTP, SMDR, DEWI dan GGRM di Rabu (22/2).

POINTS OF INTEREST

• Indeks-indeks di Wall Street melemah lebih dari 2% pada perdagangan Selasa (21/2).

• Hotter-inflation di AS diperkirakan masih bisa berlanjut di Februari 2023 seiring kenaikan U.S. S&P Global Composite PMI Flash ke 50.2 di Februari 2023 dari 46.8 di Januari 2023.

• Pelaku pasar masih mengantisipasi rilis risalah FOMC The Fed yang akan dirilis pada Rabu (22/2) waktu setempat.

• Ekspektasi asar bahwa kenaikan The Fed Rate masih tersisa setidaknya 3 (tiga) kali lagi di 2023 ini menguat.

• Peningkatan ketegangan geopolitik menyusul pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin yang diikuti pidato Presiden AS, Joe Biden di Polandia pada hari yang sama di pekan ini.

• IHSG berpotensi melemah ke support area 6820-6840 pada perdagangan Rabu (22/2).

• nilai tukar Rupiah berpotensi melemah, terlebih setelah data indeks manufaktur dan jasa di AS meningkat di Februari 2023.

• Top Picks (22/2) : INCO, INTP, SMDR, DEWI dan GGRM.

MARKET NEWS MARK

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk

PT Dyna Capital Indo selaku pemegang saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) telah menambah porsi kepemilikan sahamnya sebanyak 3,030,600 lembar saham MARK di harga Rp600 per saham senilai Rp1.81 miliar pada 17 Februari 2023. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung. Pasca pembelian, maka kepemilikan saham PT Dyna Capital Indo di MARK bertambah menjadi 788.03 juta lembar saham atau setara dengan 20.74%.

LPPF PT Matahari Department Store Tbk

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham sekitar Rp1 triliun (satu triliun rupiah). Pelaksanaan buyback saham LPPF akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung sejak hari diselenggarakannya RUPST. Aksi buyback tersebut salah satunya untuk meningkatkan nilai pemegang saham LPPF.

MCOR PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk

PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih menjadi Rp803.95 miliar (+11.53% yoy) hingga akhir Desember 2022. Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan operasional bersih juga meningkat menjadi Rp170.65 miliar (+56.66% yoy) pada periode yang sama. Selain itu, laba bersih tahun berjalan naik menjadi Rp135.96 miliar (+71.26% yoy) di sepanjang tahun 2022.

HMSP PT HM Sampoerna Tbk

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) memperkenalkan inovasi terbaru berbasis sains dan teknologi paling mutakhir untuk produk tembakau bebas asap, yaitu IQOS Iluma, melalui kelanjutan IQOS Club dengan peluncuran terbatas di 10 kota besar di Indonesia. Inovasi tersebut dikembangkan oleh perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI).

SANF PT Surya Artha Nusantara Finance Tbk

PT Surya Artha Nusantara Finance Tbk (SANF) meraih pendapatan sebesar Rp511,25 miliar hingga periode 31 Desember 2022 meningkat dari pendapatan Rp384,67 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Selasa menyebutkan, beban naik menjadi Rp378,29 miliar dari Rp317,92 miliar dan laba sebelum pajak naik menjadi Rp132,95 miliar dari laba sebelum pajak Rp66,75 miliar. Laba bersih diraih Rp103,63 miliar meningkat dari laba bersih Rp52,04 miliar dan laba per saham dasar diraih Rp180 naik dari laba per saham Rp91 tahun sebelumnya.